A.
Pembentukan Darah Janin
Pembentukan
darah janin memerlukan persediaan Fe dalam hati, limpa dan sum-sum tulang ibu. Pada permulaan, sel darah janin dibentuk oleh
kantung yolk dalam bentuk megaloblas. Selanjutnya darah janin dibentuk oleh
hati dan sumsum tulang dalam bentuk megalosit dan makrosit. Normosit dibuat
setelah aktifitas penuh sumsum tulang.
Fetal
hemoglobin (F) mempunyai kemampuan unutk
mengikat O2 dalam konsentrasi tertentu dari darah ibu dan dengan mudah dapat
melepaskan CO2 ke darah ibu. Menjelang persalinan janin membuat Adult
Hemoglobin (A) sebagai persiapan kelahiran sehingga dapat menghisap O2 dengan
pernapasan yang telah aktif.
B.
Peredaran Darah Janin
Pada janin, pertukaran gas dan metabolit dilakukan oleh plasenta. Paru-paru
tidak memberikan pertukaran gas, dan pembuluh darah dalam sirkulasi paru
mengalami vasokonstriksi (tahanan vaskularnya tinggi).
Ada 3 bagian penting pada janin untuk sistem kardiovaskular: duktus venosus
(tempat dimana darah teroksigenasi dari vena umbilikalis bercampur dengan darah
vena cava inferior yang kurang teroksigenasi dari bagian bawah tubuh janin),
duktus arteriosus (duktus yang menghubungan aorta dan arteri pulmonalis janin)
dan foramen ovale (foramen yang terletak di antara atrium kiri dan kanan).
Sirkulasi janin adalah sebagai
berikut:
Darah teroksigenasi yang kembali dari plasenta yang berasal dari ibu (PO2
sekitar 30-35 mmHg) mengalir ke janin melalui vena umbilikalis. Sekitar 50%
darah vena umbilikalis masuk sirkulasi hepatis. Sisanya bergabung dengan vena cava
inferior melalui duktus venosus.
Kombinasi darah teroksigenasi dari vena umbilikalis dan darah kurang
teroksigenasi dari bagian bawah tubuh janin ini (PO2 sekitar 26-28
mmHg) masuk ke atrium kanan dan diarahkan secara khusus melewati foramen ovale ke atrium kiri. Kemudian
darah dari atrium kiri, masuk ke ventrikel kiri dan menuju ke aorta ascendens.
Darah dari vena cava superior janin yang sangat kurang teroksigenasi (PO2
12-14 mmHg), masuk ke atrium kanan dan secara khusus melintasi katup
trikuspidalis menuju ke ventrikel kanan. Dari ventrikel kanan, darah
diejeksikan ke dalam arteri pulmonalis, namun karena sirkulasi arteri pulmonalis
vasokonstriksi, maka sebagian besar darah dari ventrikel kanan tersebut
mengalir melalui duktus arteriosus ke
dalam aorta descendens (dan juga bercampur dengan darah dari aorta ascendens)
untuk terus ke bagian bawah tubuh janin, juga untuk kembali ke plasenta melalui
arteri umbilikalis. Hanya sedikit darah dari ventrikel kanan yang menuju ke
paru janin.
Dengan demikian, tubuh bagian atas janin, dialiri hanya oleh darah dari
ventrikel kiri yang mempunyai PO2 sedikit lebih tinggi daripada
darah yang melewati bagian bawah tubuh janin yang berasal dari ventrikel kanan.
Hanya sedikit volume darah dari aorta ascendens (10% dari curah jantung janin)
mengalir melewati isthmus aorta ke aorta descendens. Dengan demikian juga, selama
kehidupan janin ventrikel kanan tidak hanya memompa melewati tekanan darah
sistemik tetapi melakukan kerja dengan volume yang lebih besar daripada
ventrikel kiri.
Struktur anatomi khas
sirkulasi fetal, paru tidak berfungsi selama kehidupan fetal dan hati hanya
berfungsi sebagaian, maka tidak perlu bagi jantung fetus untuk memompa banyak
darah baik melalui paru atau hati. Sebaliknya jatung fetus harus memompa darah
dalam jumlah yang besar melalui plasenta. Oleh karena itu, susunan anatomi
sistem sirkulasi fetal bekerja sangat berbeda dengan sistem sirkulasi orang
dewasa.
Darah janin dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilakalis yang berisi bahan makanan berasal dari darah ibu. Darah ini masuk ke dalam badan janin
melalui vena umbilicalis yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut
janin. Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati
dan kemudian diangkut melalui vena hepatica ke dalam vena cava inferior.cabang
satunya ialah :
Ductus venosus Arantii yang langsung masuk ke dalam vena cava interior.
Dengan demikian vena cava inferior setelah di masuki darah vena hepatica dan darah ductus venosus arantii mengandung darah bersih, tapi
dicampuri “ darah Kotor “ dari anggota bawah janin.
Darah dari vena cava inferior setelah masuk kedalam serambi kanan sebagian masuk ke serambi kiri melalui foramen ovale, dan
sebagaian mengalir ke dalam bilik kanan bersama-sama dengan darah vena cava
superior yang membawa darah dari kepala dan anggota atas.
Darah dari bilik kanan masuk ke arteri pulmonalis, tetapi sebelum sampai ke paru-paru sebagian dialirkan ke aorta
melalui ductus arteriosus botalli. Sebagian kecil pergi keparu-paru dan melalui
vena pulmonalis masuk ke serambi kiri dan bersama dengan darah dari vena cava inferior masuk ke dalam
bilik kiri, dan terus ke aorta.
Darah yang ke paru-paru
bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi makanan kepada paru-paru yang
sedang tumbuh. Darah Aorta disebarkan ke alat-alat badan, tatapi darah banyak
menuju ke arteri hypogastricae ( cabang dari
arteri Iliaca communis ) lalu ke arteri umbilicales dan selanjutnya ke placenta.
Jadi darah yang berdar kejanin selalu bersifat “ darah campuran “ dan isi
vena cava inferior lebih bersih dari isi aorta.
Peredaran darah janin
berlangsung sebagai berikut:
·
Darah yang kaya dengan nutrisi dan 02
dialirkan melalui vena umbilikalis menuju hati, dimana terdapat duktus venosus
Arantii, langsung menuju dan masuk ke vena kava inferior lalu masuk ke atrium
kanan jantung janin.
·
Dari atrium kanan janin sebagian besar
darah masuk ke atrium kiri melalui foramen ovale.
·
Sebagian kecil darah dari atrium kanan
masuk ke ventrikel kanan.
·
Darah yang masuk ke atrium kiri akan
dipompa ke ventrikel kiri dan dari ventrikel kiri dipompa masuk ke aorta dan
selanjutnya dialirkan ke seluruh tubuh janin.
·
Cahang aorta di bagian bawah menjadi dua
arteri hipogastrika interna, yang mempunyai cabang arteria umbikalis.
·
Darah dari ventrikel kanan dipompa menuju
paru-paru, tetapi karena paru-paru belum berkembang maka darah yang terdapat
pada arteri pulmonalis dialirkan menuju aorta melalui duktus arteriosus
Bothalli.
·
Darah yang dialirkan menuju paru-paru
akan dialirkan kembali menuju jantung melalui vena pulmonalis.
·
Darah yang menuju plasenta melalui
arteri umbilikalis terpecah menjadi kapiler untuk mendapatkan nutrisi dan 02
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
·
Sisa metaholisme janin dan CO2
dilepaskan ke dalam sirkulasi retroplasenter untuk selanjutnya dibuang melalui
alat pembuangan yang terdapat di tubuh ibu.
Komponen/Organ yang
Terlibat dalam Pembuluh Darah Janin :
1.
Plasenta
Tempat terjadinya
pertukaran darah bersih dengan yang kotor.
2.
Umbilikalis
Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari janin ke plasenta.
Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari janin ke plasenta.
3.
Hati
Terdapatnya percabangan antara vena porta dengan duktus venosus arantii.
Terdapatnya percabangan antara vena porta dengan duktus venosus arantii.
4.
Jantung
Terdapatnya foramen
ovale yang langsung menyalurkan darah dari atrium dekstra ke atrium sinistra.
5.
Paru-paru
Terdapatnya duktus arteriosus bothalli.
Terdapatnya duktus arteriosus bothalli.
Faktor-faktor yang Mentukan Sirkulasi Darah
Janin:
a.
Foramen Ovale
·
Lubang antara atrum kanan dan atrium kirifadlie.web.id
·
Aliran daranhnya : atrium kanan kiri
·
Setelah janin lahir akan menutup
b.
Duktus Arteriosus Bothali
·
Pembuluh yang menghubungkan arteri pulmonalis
dengan aorta
·
Menutup setelah lahir
c.
Duktus venousus Aranthii
·
Pembuluh yang berada dalam hepar menuju vena
cava inferior
·
Menutup setelah lahir
d.
Vena Umbilcalis
·
Berjumlah dua buah
·
Membawa zat makanan dan O2 dari sirkulasi darh
ibu ( plasenta ) ke peredaran darh janin
e.
Arteri Umbilicalis
·
Berjumlah dua buah
·
Membawa sisa zat makanan dan CO2 dari janin ke
sirkulasi darah ibu
·
Pembuluh darah yang menghubungkan vena
umbilikalis dengan vena cava inferior
f.
Palsenta
·
Jaringan yang menempel pada endometrium
·
Tempat pertukaran antara darah janin dengan
darah ibu.
C.
Perubahan pada Sistem
Sirkulasi Darah
a. sirkulasi darah janin b. sirkulasi pada bayi baru lahir
Setelah anak lahir, maka karena anak bernafas terjadilah penurunan tekanan arteri purmonalis, sehingga banyak darah mengalir ke paru-paru. Dengan demikian
paru-paru akan berkembang. Tekanan dalam paru-paru akan mengecil dan
seolah-olah darah akan terhisap oleh paru-paru. Ductus arteriosus Botalli
tertutup 1-2 menit setelah anak bernafas.
Dengan
terguntingnya tali pusat, maka darah dalam vena cava inferior berkurang dan dengan demikian juga
tekanan dalam serambi kanan berkurang, sebaliknya tekanan dalam serambi kiri
bertambah karena darah yang datang dari paru-paru bertambah, akibatnya ialah
penutupan foramen ovale.
Sisa ductus arteriosus bottalli
disebut ligamentum arteriosus dan dari ductus venosus arantii menjadi
legamentum vesico umbilicale laterale kiri dan kanan. Dengan demikian, setelah
bayi lahri, kebutuhan oksigen akan dipenuhi oleh udara yang dihisapnya dan
kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna melalui proses pencernaan.
Telah di katakan bahwa O2 janin rendah dibandingkan dengan orang dewasa.
Untuk mengimbangi keadaan ini
peredaran darah janin lebiuh cepat, kadar Hb janin tinggi ( sampai 18 gr% ) dan
erythrocytnya banyak ( 5,5 juta per mm ).
Hb janin sedikit berbeda dari
Hb oang dewasa
Hb, janin terutama terbuat dalam hati sedangkan Hb , orang dewasa pada
sumsum merah. Hb, janin
lebih mudah mengambil dan menyerahkan O2dari pada darah orang dewasa. Hb, janin baru di ganti seluruhnya oleh Hb, biasa pada umur 4 bulan atau
lebih.
Selama janin dalam uterus ternyata ia sudah melakukan pergerakan pernafasan pergerakan ini rupanya
perlu untuk perkembangan pembuluh darah paru-paru, jadi pernafasan setelah anak
lahir , sebetulnya hanya lanjutan gerakan pernafasan intrauterin.
Perubahan Primer resistensi vascular paru dan sistemik waktu lahir meliputi:
a.
Hilangnya
aliran darah dalam jumlah besar melalui plasenta yang kira-kira dua kali lipat
resistensi vascular sistemik waktu lahir.
b.
Resistensi
vascular paru sangat banyak menurun akibat pengembangan paru.
c.
Penutupan
foramen ovale.
Faktor-Faktor
yang Mengubah Peredaran Darah Janin:
Setelah
kelahiran terjadi perubahan peredaran darah janin, faktor penting yang mengubah
peredaran darah janin menuju peredaran darah dewasa ditentukan oleh :
1. Berkembangnya
paru-paru janin
Berkembangnya
paru-paru janin dapat menyebabkan tekanan negatif dalam paru sehingga dapat
menampung darah, untuk melakukan pertukaran CO2 dan O2 dari udara sehingga
terjadi oblitersi pada duktus arteriosus bothalli.
Tekanan dalam atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat menutup foramen ovale. Tekanan yang tinggi pada atrium kiri disebabkan darah yang mengalir ke atrium kanan kini langsung menuju paru-paru dan selanjutnya dialirkan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dua faktor ini menyebabkan tekanan di atrium kiri meningkat.
Tekanan dalam atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat menutup foramen ovale. Tekanan yang tinggi pada atrium kiri disebabkan darah yang mengalir ke atrium kanan kini langsung menuju paru-paru dan selanjutnya dialirkan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dua faktor ini menyebabkan tekanan di atrium kiri meningkat.
2. Terputusnya
hubungan peredaran darah antara ibu dan janin
Terputusnya
hubungan peredaran darah antara ibu dan janin terjadi karena dipotongnya tali
pusat sehingga terjadi peredaran darah pulmonal yang mengakibatkan terjadi
pernafasan pulmona. Dengan demikian duktus arteriosus bothalli tidak berfungsi
dan akan mengalami perubahan dan menjadi ligamentum arteriosum begitu juga
dengan yang lain. Vena umbilikal menjadi ligamentum teres, duktus venosus
arantii menjadi ligamentum venosum serta foramen ovale menjadi hypogastrik
arteries kecuali beberapa cm pertama yang tetap terbuka sebagai arteri vesical
superior.
Pemotongan
tali pusat sebaiknya dilakukan setelah bayi menangis dan tali pusat berhenti
berdenyut karena dapat menambah darah dari plasenta sekitar 50 ml s/d 75 ml
yang sangat berarti bagi pertumbuhan janin.
3. Terbentuknya
Adult Haemoglobin (Tipe A)
Terbentuknya
Adult Haemoglobin (Tipe A) sehingga setelah lahir dapat menangkap oksigen dan
melepaskan CO2 melaului pernafasan sehingga terjadi pertukaran O2 dan CO2 di
paru-paru.
D.
Sirkulasi
Darah Normal
Pada orang
dewasa, jumlah darah yang mengalir dalam sistem sirkulasi mencapai 5-6 liter (4.7-5.7
liter). Darah bersirkulasi dalam sistem sirkulasi sistemik dan pulmonal.
1. Sirkulasi sistemik
Sistem
sirkulasi sistemik dimulai ketika darah yang mengandung banyak oksigen yang
berasal dari paru, dipompa keluar oleh jantung melalui ventrikel kiri ke aorta,
selanjutnya ke seluruh tubuh melalui arteri-arteri hingga mencapai pembuluh
darah yang diameternya paling kecil (kapiler).
Kapiler
melakukan gerakan kontraksi dan relaksasi secara bergantian, yang disebut
dengan vasomotion sehingga darah
mengalir secara intermittent. Dengan
aliran yang demikian, terjadi pertukaran zat melalui dinding kapiler yang hanya
terdiri dari selapis sel endotel. Ujung kapiler yang membawa darah
teroksigenasi disebut arteriole sedangkan ujung kapiler yang membawa darah terdeoksigenasi
disebut venule; terdapat hubungan antara arteriole dan venule “capillary bed” yang berbentuk seperti
anyaman, ada juga hubungan langsung dari arteriole ke venule melalui
arteri-vena anastomosis (A-V anastomosis). Darah dari arteriole mengalir ke
venule, kemudian sampai ke vena besar (v.cava superior dan v.cava inferior) dan
kembali ke jantung kanan (atrium kanan). Darah dari atrium kanan selanjutnya
memasuki ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis.
2. Sirkulasi pulmonal
Sistem
sirkulasi pulmonal dimulai ketika darah yang terdeoksigenasi yang berasal dari
seluruh tubuh, yang dialirkan melalui v.cava superior dan v.cava inferior
kemudian ke atrium kanan dan selanjutnya ke ventrikel kanan, meninggalkan
jantung kanan melalui arteri pulmonalis menuju paru-paru (kanan dan kiri). Di
dalam paru, darah mengalir ke kapiler paru dimana terjadi pertukaran zat dan
cairan, sehingga menghasilkan darah yang teroksigenasi. Oksigen diambil dari
udara pernapasan. Darah yang teroksigenasi ini kemudian dialirkan melalui vena
pulmonalis (kanan dan kiri), menuju ke atrium kiri dan selanjutnya memasuki
ventrikel kiri melalui katup mitral (bikuspidalis). Darah dari ventrikel kiri
kemudian masuk ke aorta untuk dialirkan ke seluruh tubuh (dan dimulai lagi
sirkulasi sistemik).
Jadi, secara
ringkas, aliran darah dalam sistem sirkulasi manusia adalah:
Darah dari atrium kiri → melalui
katup mitral ke ventrikel kiri → aorta ascendens – arcus aorta – aorta
descendens – arteri sedang – arteriole → capillary
bed → venule – vena sedang – vena besar (vena cava superior dan vena cava
inferior) → atrium kanan → melalui katup trikuspidalis ke ventrikel kanan →
arteri pulmonalis → paru-paru → vena pulmonalis → atrium kiri.