Halaman

Rabu, 29 Januari 2014

Pembentukan Darah Janin

A.    Pembentukan Darah Janin
           Pembentukan darah janin memerlukan persediaan Fe dalam hati, limpa dan sum-sum tulang ibu. Pada permulaan, sel darah janin dibentuk oleh kantung yolk dalam bentuk megaloblas. Selanjutnya darah janin dibentuk oleh hati dan sumsum tulang dalam bentuk megalosit dan makrosit. Normosit dibuat setelah aktifitas penuh sumsum tulang.
           Fetal hemoglobin (F) mempunyai kemampuan unutk mengikat O2 dalam konsentrasi tertentu dari darah ibu dan dengan mudah dapat melepaskan CO2 ke darah ibu. Menjelang persalinan janin membuat Adult Hemoglobin (A) sebagai persiapan kelahiran sehingga dapat menghisap O2 dengan pernapasan yang telah aktif.
B.     Peredaran Darah Janin
Pada janin, pertukaran gas dan metabolit dilakukan oleh plasenta. Paru-paru tidak memberikan pertukaran gas, dan pembuluh darah dalam sirkulasi paru mengalami vasokonstriksi (tahanan vaskularnya tinggi).
Ada 3 bagian penting pada janin untuk sistem kardiovaskular: duktus venosus (tempat dimana darah teroksigenasi dari vena umbilikalis bercampur dengan darah vena cava inferior yang kurang teroksigenasi dari bagian bawah tubuh janin), duktus arteriosus (duktus yang menghubungan aorta dan arteri pulmonalis janin) dan foramen ovale (foramen yang terletak di antara atrium kiri dan kanan).
Sirkulasi janin adalah sebagai berikut:
Darah teroksigenasi yang kembali dari plasenta yang berasal dari ibu (PO2 sekitar 30-35 mmHg) mengalir ke janin melalui vena umbilikalis. Sekitar 50% darah vena umbilikalis masuk sirkulasi hepatis. Sisanya bergabung dengan vena cava inferior melalui duktus venosus. Kombinasi darah teroksigenasi dari vena umbilikalis dan darah kurang teroksigenasi dari bagian bawah tubuh janin ini (PO­2 sekitar 26-28 mmHg) masuk ke atrium kanan dan diarahkan secara khusus melewati foramen ovale ke atrium kiri. Kemudian darah dari atrium kiri, masuk ke ventrikel kiri dan menuju ke aorta ascendens. Darah dari vena cava superior janin yang sangat kurang teroksigenasi (PO­2 12-14 mmHg), masuk ke atrium kanan dan secara khusus melintasi katup trikuspidalis menuju ke ventrikel kanan. Dari ventrikel kanan, darah diejeksikan ke dalam arteri pulmonalis, namun karena sirkulasi arteri pulmonalis vasokonstriksi, maka sebagian besar darah dari ventrikel kanan tersebut mengalir melalui duktus arteriosus ke dalam aorta descendens (dan juga bercampur dengan darah dari aorta ascendens) untuk terus ke bagian bawah tubuh janin, juga untuk kembali ke plasenta melalui arteri umbilikalis. Hanya sedikit darah dari ventrikel kanan yang menuju ke paru janin.
Dengan demikian, tubuh bagian atas janin, dialiri hanya oleh darah dari ventrikel kiri yang mempunyai PO2 sedikit lebih tinggi daripada darah yang melewati bagian bawah tubuh janin yang berasal dari ventrikel kanan. Hanya sedikit volume darah dari aorta ascendens (10% dari curah jantung janin) mengalir melewati isthmus aorta ke aorta descendens. Dengan demikian juga, selama kehidupan janin ventrikel kanan tidak hanya memompa melewati tekanan darah sistemik tetapi melakukan kerja dengan volume yang lebih besar daripada ventrikel kiri.
Struktur anatomi khas sirkulasi fetal, paru tidak berfungsi selama kehidupan fetal dan hati hanya berfungsi sebagaian, maka tidak perlu bagi jantung fetus untuk memompa banyak darah baik melalui paru atau hati. Sebaliknya jatung fetus harus memompa darah dalam jumlah yang besar melalui plasenta. Oleh karena itu, susunan anatomi sistem sirkulasi fetal bekerja sangat berbeda dengan sistem sirkulasi orang dewasa.
Darah janin dialirkan ke plasenta melalui arteri umbilakalis yang berisi bahan makanan berasal dari darah ibu. Darah ini masuk ke dalam badan janin melalui vena umbilicalis yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut janin. Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati dan kemudian diangkut melalui vena hepatica ke dalam vena cava inferior.cabang satunya ialah :
Ductus venosus Arantii yang langsung masuk ke dalam vena cava interior.
Dengan demikian vena cava inferior setelah di masuki darah vena hepatica dan darah ductus venosus arantii mengandung darah bersih, tapi dicampuri “ darah Kotor “ dari anggota bawah janin.
Darah dari vena cava inferior setelah masuk kedalam serambi kanan sebagian masuk ke serambi kiri melalui foramen ovale, dan sebagaian mengalir ke dalam bilik kanan bersama-sama dengan darah vena cava superior yang membawa darah dari kepala dan anggota atas.
   Darah dari bilik kanan masuk ke arteri pulmonalis, tetapi sebelum sampai ke paru-paru sebagian dialirkan ke aorta melalui ductus arteriosus botalli. Sebagian kecil pergi keparu-paru dan melalui vena pulmonalis masuk ke serambi kiri dan bersama dengan darah dari vena cava inferior masuk ke dalam bilik kiri, dan terus ke aorta.
   Darah yang ke paru-paru bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi makanan kepada paru-paru yang sedang tumbuh. Darah Aorta disebarkan ke alat-alat badan, tatapi darah banyak menuju ke arteri hypogastricae ( cabang dari arteri Iliaca communis ) lalu ke arteri umbilicales dan selanjutnya ke placenta.
   Jadi darah yang berdar kejanin selalu bersifat “ darah campuran “ dan isi vena cava inferior lebih bersih dari isi aorta.
Peredaran darah janin berlangsung sebagai berikut:
·         Darah yang kaya dengan nutrisi dan 02 dialirkan melalui vena umbilikalis menuju hati, dimana terdapat duktus venosus Arantii, langsung menuju dan masuk ke vena kava inferior lalu masuk ke atrium kanan jantung janin.
·         Dari atrium kanan janin sebagian besar darah masuk ke atrium kiri melalui foramen ovale.
·         Sebagian kecil darah dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan.
·         Darah yang masuk ke atrium kiri akan dipompa ke ventrikel kiri dan dari ventrikel kiri dipompa masuk ke aorta dan selanjutnya dialirkan ke seluruh tubuh janin.
·         Cahang aorta di bagian bawah menjadi dua arteri hipogastrika interna, yang mempunyai cabang arteria umbikalis.

·          Darah dari ventrikel kanan dipompa menuju paru-paru, tetapi karena paru-paru belum berkembang maka darah yang terdapat pada arteri pulmonalis dialirkan menuju aorta melalui duktus arteriosus Bothalli.
·         Darah yang dialirkan menuju paru-paru akan dialirkan kembali menuju jantung melalui vena pulmonalis.
·         Darah yang menuju plasenta melalui arteri umbilikalis terpecah menjadi kapiler untuk mendapatkan nutrisi dan 02 untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
·         Sisa metaholisme janin dan CO2 dilepaskan ke dalam sirkulasi retroplasenter untuk selanjutnya dibuang melalui alat pembuangan yang terdapat di tubuh ibu.

Komponen/Organ yang Terlibat dalam Pembuluh Darah Janin :
1.      Plasenta
Tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang kotor.
2.      Umbilikalis
Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari janin ke plasenta.
3.      Hati
Terdapatnya percabangan antara vena porta dengan duktus venosus arantii.
4.      Jantung
Terdapatnya foramen ovale yang langsung menyalurkan darah dari atrium dekstra ke atrium sinistra.
5.      Paru-paru
Terdapatnya duktus arteriosus bothalli.
Faktor-faktor yang Mentukan Sirkulasi Darah Janin:
a.      Foramen Ovale
·         Lubang antara atrum kanan dan atrium kirifadlie.web.id
·         Aliran daranhnya : atrium kanan kiri
·         Setelah janin lahir akan menutup
b.      Duktus Arteriosus Bothali
·         Pembuluh yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta
·         Menutup setelah lahir
c.       Duktus venousus Aranthii
·         Pembuluh yang berada dalam hepar menuju vena cava inferior
·         Menutup setelah lahir
d.      Vena Umbilcalis
·         Berjumlah dua buah
·         Membawa zat makanan dan O2 dari sirkulasi darh ibu ( plasenta ) ke peredaran darh janin
e.       Arteri Umbilicalis
·         Berjumlah dua buah
·         Membawa sisa zat makanan dan CO2 dari janin ke sirkulasi darah ibu
·         Pembuluh darah yang menghubungkan vena umbilikalis dengan vena cava inferior
f.        Palsenta
·         Jaringan yang menempel pada endometrium
·         Tempat pertukaran antara darah janin dengan darah ibu.
C.    Perubahan pada Sistem Sirkulasi Darah
a.       sirkulasi darah janin                                        b.   sirkulasi pada bayi baru lahir
                  

      Setelah anak lahir, maka karena anak bernafas terjadilah penurunan tekanan arteri purmonalis, sehingga banyak darah mengalir ke paru-paru. Dengan demikian paru-paru akan berkembang. Tekanan dalam paru-paru akan mengecil dan seolah-olah darah akan terhisap oleh paru-paru.  Ductus arteriosus Botalli tertutup 1-2 menit setelah anak bernafas.
Dengan terguntingnya tali pusat, maka darah dalam vena cava inferior berkurang dan dengan demikian juga tekanan dalam serambi kanan berkurang, sebaliknya tekanan dalam serambi kiri bertambah karena darah yang datang dari paru-paru bertambah, akibatnya ialah penutupan foramen ovale.
Sisa ductus arteriosus bottalli disebut ligamentum arteriosus dan dari ductus venosus arantii menjadi legamentum vesico umbilicale laterale kiri dan kanan. Dengan demikian, setelah bayi lahri, kebutuhan oksigen akan dipenuhi oleh udara yang dihisapnya dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna melalui proses pencernaan. Telah di katakan bahwa O2 janin rendah dibandingkan dengan orang dewasa.
Untuk mengimbangi keadaan ini peredaran darah janin lebiuh cepat, kadar Hb janin tinggi ( sampai 18 gr% ) dan erythrocytnya banyak ( 5,5 juta per mm ).
Hb janin sedikit berbeda dari Hb oang dewasa
Hb, janin terutama terbuat dalam hati sedangkan Hb , orang dewasa pada sumsum merah. Hb, janin lebih mudah mengambil dan menyerahkan O2dari pada darah orang dewasa. Hb, janin baru di ganti seluruhnya oleh Hb, biasa pada umur 4 bulan atau lebih.
Selama janin dalam uterus ternyata ia sudah melakukan pergerakan pernafasan pergerakan ini rupanya perlu untuk perkembangan pembuluh darah paru-paru, jadi pernafasan setelah anak lahir , sebetulnya hanya lanjutan gerakan pernafasan intrauterin.
            Perubahan Primer resistensi vascular paru dan sistemik waktu lahir meliputi:
a.       Hilangnya aliran darah dalam jumlah besar melalui plasenta yang kira-kira dua kali lipat resistensi vascular sistemik waktu lahir.
b.      Resistensi vascular paru sangat banyak menurun akibat pengembangan paru.
c.       Penutupan foramen ovale.

Faktor-Faktor yang Mengubah Peredaran Darah Janin:
Setelah kelahiran terjadi perubahan peredaran darah janin, faktor penting yang mengubah peredaran darah janin menuju peredaran darah dewasa ditentukan oleh :
1.      Berkembangnya paru-paru janin
Berkembangnya paru-paru janin dapat menyebabkan tekanan negatif dalam paru sehingga dapat menampung darah, untuk melakukan pertukaran CO2 dan O2 dari udara sehingga terjadi oblitersi pada duktus arteriosus bothalli.
Tekanan dalam atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat menutup foramen ovale. Tekanan yang tinggi pada atrium kiri disebabkan darah yang mengalir ke atrium kanan kini langsung menuju paru-paru dan selanjutnya dialirkan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dua faktor ini menyebabkan tekanan di atrium kiri meningkat.
2.      Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin
Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin terjadi karena dipotongnya tali pusat sehingga terjadi peredaran darah pulmonal yang mengakibatkan terjadi pernafasan pulmona. Dengan demikian duktus arteriosus bothalli tidak berfungsi dan akan mengalami perubahan dan menjadi ligamentum arteriosum begitu juga dengan yang lain. Vena umbilikal menjadi ligamentum teres, duktus venosus arantii menjadi ligamentum venosum serta foramen ovale menjadi hypogastrik arteries kecuali beberapa cm pertama yang tetap terbuka sebagai arteri vesical superior.
Pemotongan tali pusat sebaiknya dilakukan setelah bayi menangis dan tali pusat berhenti berdenyut karena dapat menambah darah dari plasenta sekitar 50 ml s/d 75 ml yang sangat berarti bagi pertumbuhan janin.
3.      Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A)
Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A) sehingga setelah lahir dapat menangkap oksigen dan melepaskan CO2 melaului pernafasan sehingga terjadi pertukaran O2 dan CO2 di paru-paru.

D.    Sirkulasi Darah Normal
Pada orang dewasa, jumlah darah yang mengalir dalam sistem sirkulasi mencapai 5-6 liter (4.7-5.7 liter). Darah bersirkulasi dalam sistem sirkulasi sistemik dan pulmonal.
 
1.      Sirkulasi sistemik

Sistem sirkulasi sistemik dimulai ketika darah yang mengandung banyak oksigen yang berasal dari paru, dipompa keluar oleh jantung melalui ventrikel kiri ke aorta, selanjutnya ke seluruh tubuh melalui arteri-arteri hingga mencapai pembuluh darah yang diameternya paling kecil (kapiler).
Kapiler melakukan gerakan kontraksi dan relaksasi secara bergantian, yang disebut dengan vasomotion sehingga darah mengalir secara intermittent. Dengan aliran yang demikian, terjadi pertukaran zat melalui dinding kapiler yang hanya terdiri dari selapis sel endotel. Ujung kapiler yang membawa darah teroksigenasi disebut arteriole sedangkan ujung kapiler yang membawa darah terdeoksigenasi disebut venule; terdapat hubungan antara arteriole dan venule “capillary bed” yang berbentuk seperti anyaman, ada juga hubungan langsung dari arteriole ke venule melalui arteri-vena anastomosis (A-V anastomosis). Darah dari arteriole mengalir ke venule, kemudian sampai ke vena besar (v.cava superior dan v.cava inferior) dan kembali ke jantung kanan (atrium kanan). Darah dari atrium kanan selanjutnya memasuki ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis.
 

2.      Sirkulasi pulmonal

Sistem sirkulasi pulmonal dimulai ketika darah yang terdeoksigenasi yang berasal dari seluruh tubuh, yang dialirkan melalui v.cava superior dan v.cava inferior kemudian ke atrium kanan dan selanjutnya ke ventrikel kanan, meninggalkan jantung kanan melalui arteri pulmonalis menuju paru-paru (kanan dan kiri). Di dalam paru, darah mengalir ke kapiler paru dimana terjadi pertukaran zat dan cairan, sehingga menghasilkan darah yang teroksigenasi. Oksigen diambil dari udara pernapasan. Darah yang teroksigenasi ini kemudian dialirkan melalui vena pulmonalis (kanan dan kiri), menuju ke atrium kiri dan selanjutnya memasuki ventrikel kiri melalui katup mitral (bikuspidalis). Darah dari ventrikel kiri kemudian masuk ke aorta untuk dialirkan ke seluruh tubuh (dan dimulai lagi sirkulasi sistemik).
Jadi, secara ringkas, aliran darah dalam sistem sirkulasi manusia adalah:
Darah dari atrium kiri → melalui katup mitral ke ventrikel kiri → aorta ascendens – arcus aorta – aorta descendens – arteri sedang – arteriole → capillary bed → venule – vena sedang – vena besar (vena cava superior dan vena cava inferior) → atrium kanan → melalui katup trikuspidalis ke ventrikel kanan → arteri pulmonalis → paru-paru → vena pulmonalis → atrium kiri.